Sunday, February 10, 2019

Demonstrasi di Gaza Masuki Minggu ke 46 Berturut-turut

Memasuki minggu ke 46 berturut-turut, warga Palestina pada hari Jum'at berkumpul di zona perbatasan Gaza untuk berpartisipasi didalam aksi penolakan penjajahan Israel selama puluhan tahun.


Dalam pernyataannya, otoritas nasional Gaza menyerukan warga berpartisipasi dalam aksi demo Jum'at dengan slogan "Kami tidak akan pernah kompromikan kebebasan kami."

Semenjak warga Palestina memulai aksi demonstrasi di sepanjang zona perbatasan di bulan Maret tahun lalu pada setiap hari Jum'at, lebih dari 250 orang demonstran telah terbunuh dan ribuan lainnya terluka oleh tembakan amunisi tentara penjajah Israel.

Para demonstran menuntut agar Israel mengakhiri 12 tahun blokade terhadap Jalur Gaza, yang telah mematikan ekonomi daerah pesisir laut yang terbelenggu itu dan telah menghalangi masuknya bahan-bahan pokok yang dibutuhkan oleh dua juta penduduk Gaza

Sumber : YeniSafak

(Video) Jerman Perintahkan Facebook Menghentikan Aktivitas Pengumpulan Data

Badan Pengawas Konsumen Jerman telah memerintahkan Facebook untuk menghentikan praktek-praktek pengumpulan data pengguna tanpa sepengetahuan mereka


Sumber: TRTWorld


(Video) Kreativitas Ditengah Blokade di Gaza, Menghibur Anak-anak Palestina dengan Pentas Boneka


Inilah Mahdi Karera, seorang seniman pentas boneka otodidak yang menggunakan ketrampilannya untuk mempromosikan nilai-nilai positif dalam menghadirkan hiburan bagi anak-anak di Gaza yang dalam kondisi diblokade Israel.




Sumber: TRTWorld


70 Orang Tewas di India Akibat Minum Miras Oplosan

Menurut keterangan resmi pejabat India dan media setempat, sedikitnya 70 orang tewas dan 27 jatuh sakit di beberapa desa di daerah utara India setelah mereka minum minuman keras oplosan yang tercampur methanol beracun.


Pejabat kepolisian senior Ashok Kumar menyatakan 26 korban tewas dalam dua kejadian terpisah di negara bagian Uttar Pradesh, 306 km arah timur ibukota New Delhi, sedangkan 13 korban tewas di negara bagian Uttarakhand. Mayoritas para korban dilaporkan dari desa Balpur di Uttarakhand.

Kumar mengatakan bahwa para korban meminum minuman keras pada dua perayaan tradisional pada Kamis malam. Dari identifikasi pasca kematian dan laporan forensik awal, terdapat indikasi bahwa minuman keras itu telah tercampur dengan methanol.

Polisi telah menangkap delapan orang yang dicurigai sebagai produsen minuman keras oplosan dan 35 pejabat daerah dibebastugaskan, termasuk diantaranya 12 orang polisi.

Kematian karena meminum minuman keras oplosan sering terjadi di India karena warga miskin tidak mampu membeli minuman keras bermerk. Minuman keras oplosan jauh lebih murah dan sering diperkuat dengan bahan-bahan kimia seperti pestisida.

Minuman keras oplosan juga telah menjadi industri yang sangat menguntungkan di India dimana para produsen bebas dari bayar pajak dan menjual minuman keras dalam jumlah besar kepada warga miskin dengan harga murah.


Sumber : TRTWorld

Turki Menyerukan China Menutup Kem Penahanan Uighur

Juru bicara Kementrian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy mengutuk kebijakan sistematis otoritas China yang memaksa warga Turki Uighur barasimilasi. Dalam keterangan tertulis, Aksoy menyatakan bahwa "Kebijakan asimiliasi sistematis oleh Otoritas China terhadap warga Turki Uighur merupakan aib besar terhadap kemanusiaan."



"Sudah bukan rahasia lagi bahwa lebih dari satu juga warga Turki Uighur, yang ditangkap secara membabi buta, telah diperlakukan penyiksaan dan cuci otak politik di pusat-pusat konsentrasi dan penjara-penjara," kata Aksoy.

"Warga Uighur yang tidak ditahan di kem juga dibawah tekanan besar. Warga Uighur yang tinggal di luar negeri tidak dapat mendengar berita kerabat mereka yang tinggal di daerah ini," tambahnya.

Turki mengajak otoritas China agar menghormati hak asasi manusia (HAM) warga Turki Uighur dan agar menutup kem konsentrasi, kata Aksoy.

"Kami juga menyerukan kepada komunitas internasional dan Sekretaris Jenderal PBB agar mengambil langkah-langkah efektif untuk mengakhiri tragedi kemanusiaan di Wilayah Xinjiang," tambah Aksoy.

Ia juga menyebutkan kasus kematian sastrawan dan musisi Uighur Abdurehim Heyit. "Dalam kondisi seperti itu, kami mendapatkan berita menyedihkan tentang sastrawan Abdurehim Heyit yang dipidana delapan tahun penjara karena syairnya, telah meninggal pada tahun kedua masa penjaranya," kata Aksoy.

"Ini kejadian tragis yang semakin menguatkan reaksi publik Turki terhadap pelanggaran HAM serius di di Wilayah Xinjiang."

Juru bicara Kementrian Luar Negeri Turki menyuarakan harapan agar otoritas China mempertimbangkan reaksi rakyat Turki terhadap pelanggaran-pelanggaran HAM serius tersebut.

Wilayah Xinjiang yang dikuasai China merupakan kampung halaman bagi sekitar 10 juga warga Uighur. Komunitas Muslim berbahasa Turki yang merupakan 45 persen populasi Xinjiang, telah sekian lama menuduh otoritas China melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.

China telah meningkatkan berbagai pembatasan di wilayah itu pada dua tahun terakhir, melarang lelaki dari memelihara jenggot dan perempuan dari memakai hijab, dan memberlakukan program pemantauan elektronik terbesar dunia disana, demikian menurut The Wall Street Journal.

Hampir satu juga orang, atau sekitar 7 persen populasi Muslim di Xinjiang, telah dijebloskan kedalam jaringan kem-kem "pendidikan ulang politik"yang terus berkembang, demikian menurut keterangan para pejabat Amerika Serikat dan pakar-pakar PBB.

Dalam laporan terakhir yang dikeluarkan pada September lalu, badan pengawas HAM "Human Rights Watch" telah menyalahkan pemerintah China terhadap "kampanye sistematis pelanggaran-pelanggaran HAM" terhadap warga Muslim Uighur di Xinjiang. Menurut laporan setebal 117 halaman itu, pemerintah China telah melakukan "penahanan massal membabi buta, penyiksaan dan penistaan" warga Turki Uighur di wilayah itu.

Islam merupakan salah satu dari lima agama yang diakui secara resmi oleh rejim partai Komunis China yang atheis. Terdapat sekitar 23 juta Muslim di China, namun berbagai hambatan yang mereka hadapi semakin meningkat.

Siapa Abdurrehim Heyit?

Abdulrrehim Heyit, seorang sastrawan dan musisi terkenal dengan lagu-lagunya yang menceritakan sejarah dan budaya Uighur, ia dilahirkan di kota Kashgar di Wilayah Otonomi Xinjiang, pada tahun 1964.

Heyit, lulusan Sekolah Sastra di Kashgar, menjadi sastrawan terkenal dunia dalam tempo yang singkat berkat lagu-lagunya yang ia nyanyikan dengan instrumen gitarnya.

Heyit juga digemari oleh banyak orang di Turki, ia pernah menyelenggarakan konser di Universitas Gazi di ibukota Turki Ankara pada tahun 2015.

Heyit ditahan di Urumqi pada tahun 2017 tanpa tuduhan kejahatan apapun dan dipidana 8 tahun penjara.

Ia berada di penjara saat meninggal.

Source: TRTWorld


Tuesday, February 5, 2019

Paus Francis dan Syeikhul-Azhar Ahmed Al-Tayeb Tandatangani Deklarasi Persaudaraan di Abu Dhabi

Hari pertama dalam rangkaian kunjungan bersejarah Paus Francis di Negara-negara Arab Teluk berakhir dengan penandatanganan "Dokumen Persaudaraan Kemanusiaan" oleh pemimpin tertinggi Gereja Katolik dan salah satu pemegang otoritas tertinggi dalam Islam, Syeikh Ahmed Al-Tayeb, Imam Besar Masjid Al-Azhar.


Dalam Deklarasi Persaudaran -- dimana para pemimpin agama bertekad untuk bekerjasama dalam jangka panjang dan untuk menolak kekerasan dan radikalisme -- juga ditandatangi oleh Syeikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum, perdana menteri UAE, negara yang menjadi tuan rumah acara itu di ibukotanya Abu Dhabi.

Paus Francis menyeru kepada hadirin: "Persaudaraan dibangun di sini pada akar kemanusiaan kita yang sama, sebagai bentuk keserasian dalam rencana penciptaan oleh Tuhan." Beliau menekankan tema persaudaraan, pendidikan, keadilan, pembinaan kemanusiaan berdasarkan penglibatan semua.

"Tidak ada alternatif lain," beliau menambahkan. "Kita tinggal memilih antara membangun masa depan bersama, atau tidak ada masa depan sama sekali. Agama, pada khususnya, tidak mungkin mencabut perannya dalam menjembatani antar manusia dan antar budaya." Pidato Paus disampaikan dalam bahasa Italia yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab bagi mayoritas hadirin.

Syeikh Al-Tayed berkata: "Dokumen ini bersejarah, menyerukan kepada para pengambil kebijakan untuk menghentikan pertumpahan darah dan konflik. Muslim harus melindungi saudara Kristen mereka. Saya akan bekerja dengan saudara dan teman saya Paus Francis untuk melindungi semua komunitas."

Imam besar juga menambahkan: "Saya bangga melihat UAE menginvestasi dalam sumber daya manusia dan khususnya pada pemuda. Wawasan jangka panjang dan kearifan telah mentransformasi UAE menjadi sebuah negara yang cerah sehingga mampu menjadi tuan rumah pertemuan seperti ini."

Sumber: ArabNews


Flu Babi Makan Korban 200an Nyawa di India

Sedikitnya 226 orang meninggal di India tahun ini karena wabah flu babi. Media lokal melaporkan pada hari Senin bahwa virus H1N1 yang menjadi penyebab flu babi ini telah makan korban 31 nyawa dalam satu minggu terakhir, sesuai data statistik Kementrian Kesehatan India.


Secara nasional, 6.601 orang terbukti positif terjangkit flu babi sejak awal tahun 2019, dan 2.030 orang terjangkit penyakit itu pada tujuh hari terakhir.

Jumlah penderita tertinggi berada di wilayah utara India di Propinsi Rajasthan, dimana sedikitnya 85 orang meninggal karena penyakit itu.

Jumlah penderita tinggi juga berada di propinsi Delhi, Gujarat dan Haryana dikarenakan virus H1N1 sudah mulai menyebar berbagai wilayah. 479 kasus baru tercatat di Delhi pada seminggu terakhir.

Sumber : YeniSafak

Mantan Politisi Sayap Kanan Belanda Masuk Islam Setelah Menulis Buku Tentang Islam

Mantan politisi Joram van Klaveren masuk Islam setelah menulis buku tentang Islam.


Seorang mantan politisi sayap kanan Belanda mengumumkan diri masuk Islam pada hari Senin. Menulis buku tentang Islam telah mengubah cara pandang Joram van Klaveren, 39 tahun, tentang Islam dan akhirnya masuk Islam pada bulan Oktober lalu.

Van Klaveren menjadi anggota parlemen Belanda dari partai sayap kanan Partij voor Vrijheid "Partai Untuk Kebebasan" (PVV) pada periode 2010 - 2014. Ia mengundurkan diri dari PVV setelah Ketua PVV Geert Wilders mengeluarkan kata-kata rasis terhadap wara etnis Maroko. Ia mendirikan partai baru tapi gagal memenangkan kursi parlemen pada pemilihan umum 2017. Akhirnya ia mengundurkan diri dari dunia politik.

Van Klaveren mengikuti sepak terjang Arnoud Van Doorn, mantan anggota PVV yang telah masuk Islam sebelumnya.

Van Doorn memuji van Klaveren di status Twitter-nya, seraya mengatakan bahwa ia menyangka akan melihat begitu banyak mualaf dari mantan partainya.

Sumber: YeniSafak

Monday, February 4, 2019

Trump Desak Penarikan Pasukan AS Dari Kancah "Perang Tanpa Akhir" Di Afghanistan dan Suriah

Dalam wawancara TV yang disiarkan Ahad, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan ketetapannya untuk menarik pasukan AS keluar dari kancah "perang tanpa akhir" di Suriah dan Afghanistan. Namun, ia mengatakan bahwa pasukan AS akan tetap berada di Iraq untuk mengawasi Iran.


Dalam argumennya, Trump mengungkit tingginya biaya perang berupa darah dan uang setelah perang bertahun-tahun di Afghanistan.

"Sudah waktunya," kata Trump dalam wawancara TV CBS "Face the Nation". "Kita akan lihat apa yang terjadi dengan Taliban. Mereka ingin damai. Mereka capek. Semua orang capek."

Pada hari Kamis, suara Senat AS mayoritas mendukung vote terhadap langkah yang diusulkan senator Mitch McConnell, ketua Senat dari partai mayoritas Republik (partainya Trump) yang menolak penarikan pasukan AS dari negara-negara itu.

Sebaliknya, Trump sepertinya tidak tergoyahkan oleh langkah partai Republik, menekankan bahwa pemulangan pasukan AS adalah "bagian besar" dari janji dia yang menjadikannya terpilih presiden.

Pejabat AS sedang melakukan pembicaraan dengan Taliban di Qatar tentang kerangka kerja negoisasi damai, yang memberikan harapan terhadap diakhirnya konflik panjang 17 tahun di Afghanistan.

Mengenai Suriah, Trump menyatakan bahwa 2000 pasukan AS yang berada di sana akan dipulangkan "dalam satu waktu" tapi ia mengungkit perlunya AS melindungi Israel "dan hal-hal lain yang kita miliki" sehingga membuatnya menunda waktu penarikan, meskipun ia sebelumnya telah mengumumkan akan segera menarik pasukan AS.

Sumber: TRTWorld

OKI Mendesak Dunia Menjamin Keselamatan Rakyat Palestina


Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada hari Sabtu mengutuk keputusan Israel menghentikan kerja Tim Pemantau Internasional di Al-Khalil (Hebron) yang sudah beroperasi di sana selama 20 tahun terakhir.


OKI menyatakan bahwa aksi Israel merupakan bentuk pelanggaran terang-terangan terhadap Konvensi Jenewa dan hukum internasional.

OKI menyerukan kepada masyarakat internasional agar memastikan agar "Temporary International Presence in Hebron (TIPH)" (Kehadiran Internasional Sementara di Hebron) tetap hadir di kota itu untuk menjamin  perlindungan warga Palestina.

OKI juga mendesak dunia agar mengambil langkah untuk mengakhiri berbagai pelanggaran dan penindasan yang terus-terusan dilakukan oleh penduduk Yahudi pendatang maupun pasukan penjajah Israel.

TIPH telah menempatkan relawan pemantau sipil di Hebron sejak tahun 1997. Ratusan penduduk Yahudi garis keras pendatang memaksa tinggal di tengah-tengah perkampungan yang telah dihuni ratusan ribu warga Palestina. Warga Yahudi garis keras pendatang ini bersenjata api dan dilindungi oleh pasukan penjajah Israel.

Setelah keputusan Israel menghentikan kerja tim pemantau TIPH ini, pemerintah Palestina mendesak PBB untuk menempatkan pasukan Pemantau Permanen di wilayah Tepi Barat dan AlQuds (Jerusalem).

Pejabat Palestina Saeb Erekat menyatakan bahwa PBB harus "menjamin keselematan dan perlindungan rakyat Palestina" sampai "diakhirinya penjajahan penuh keganasan oleh Israel."

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan tidak akan memperpanjang mandat tim pemantau TIPH, seraya berkata "kami tidak akan mengijinkan kelanjutan tim internasional yang bertentangan dengan kami."

Sumber: ArabNews

Hujan Badai Diprediksi di Mekkah, Najran dan Wilayah Timur Arab Saudi

Badan Meteorologi dan Perlindungan Lingkungan (PME) Arab Saudi memprediksi hujan badai akan turun di daerah Mekkah, Najran dan Wilayah Timur.



PME menghimbau warga di Mekkah untuk berhati-hati terhadap hujan badai yang disertai angin kencang membawa debu di dalam kota maupun di kota-kota sekitarnya seperti Taif, Turba, Al-Khorma, Meysan dan Beni Saad.

Hujan badai juga diprediksi turun di Najran dan Habouna, juga disertai angin kencang membawa debu.

Ramalan cuaca ini diperkirakan mulai berlaku pada pukul 12 tengah hari waktu setempat pada hari Ahad dan berlanjut sampai dengan pukul 1 dinihari Senin.

PME juga menghimbau warga Wilayah Timur untuk berhati-hati terhadap hujan badai dan badai debu yang akan membatasi jangkauan pandangan. Hal ini akan berlaku di daerah Dammam, Dhahran, Baqiq, Ahsa, Qatif dan daerah-daerah di sekitarnya. Kondisi cuaca ini berlaku dari pukul 10 pagi Ahad sampai dengan 5 petang.

Najran juga akan mengalami badai debu yang akan membatasi jangkauan pandangan mulai pukul 7:20 Ahad malam sampai dengan Senin malam.

Di daerah Al-Baha, PME menyatakan hujan badai sedang disertai hujan es serta angin berdebu berpotensi menimbulkan banjir.

Sumber : ArabNews

(Video) Paus Francis Tiba Di Arab Emirat Dalam Kunjungan Bersejarah di Timur Tengah


Momen bersejarah bagi Wilayah Teluk saat pesawat Boeing B777 Maskapai Al Italia dari Roma mendarat di Presidential Airport Abu Dhabi, UAE pukul 10 Ahad malam. Di atas pesawat adalah  Paus Francis, pemimpin tertinggi Katolik pertama dalam sejarah panjang Vatikan yang menginjakkan kaki di satu Negara Teluk.


Melangkahkan kakinya keluar pesawat, Paus Francis disambut oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Syeikh Mohammad Bin Zayed Al-Nayhan. Paus kemudian diperkenalkan dengan para menteri Uni Emirat Arab dan Imam Besar Al-Azhar Syeikh Ahmed Al-Tayeb.

Baik Paus Francis maupun Imam Besar Al-Azhar Syeikh Ahmed Al-Tayed keduanya hadir karena undangan resmi Istana Kepresidenan dari Syeikh Mohammad Bin Zayed Al-Nayhan.

"Keimanan menyatukan kita bersama meskipun di tengah-tengah perbedaan. Keimanan juga menjauhkan kita dari permusuhan dan ketidakpedulian," kata Paus Francis.

Sumber: ArabNews

Swedia Protes Kebijakan Tidak Manusiawi Rezim China terhadap Muslim Uyghur

Warga Swedia menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar China di Stockholm pada hari Ahad, 2 Februari 2019. Mereka menentang praktek pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga minoritas Uyghur di Daerah Otonomi Xinjiang yang juga dikenal dengan Turkistan Timur. 
Di tengah udara dingin membeku, sekitar 300 demonstran termasuk diantaranya dari kelompok lembaga swadaya masyarakat meneriakkan slogan dan membentangkan spanduk menuntut agar China menghentikan praktek "kem pendidikan ulang" terhadap ribuan warga Uyghur yang ditangkap dan dipaksa ikut didalamnya.

Ketua Asosiasi Pendidikan Uyghur Swedia Abdullah Kokyar mengatakan bahwa protes ini dilakukan untuk menentang kezaliman China. Aksi ini juga untuk mengenang tragedi Pembantaian Ghulja dimana otoritas China menembaki para demonstran Uyghur yang menuntut kemerdekaan dari China. 

Juru bicara Komunitas Islam Milli Gorus (ICMG) Swedia Huseyin Karaca menyatakan kepada Kantor Berita Anadolu bahwa ICMG mengecam penindasan China terhadap Uyghur dan mendesak negara-negara Muslim dan komunitas internasional untuk melindungi kelompok minoritas.

Pada bulan Agustus lalu, Komite PBB bidang Penghapusan Diskriminasi Ras menyatakan dalam pertemuan di Jenewa bahwa orang-orang Uyghur yang dicurigai memiliki pemahaman politik yang tidak pro-China mereka ditangkapi dan dijebloskan kedalam pusat-pusat pelatihan politik.

Perwakilan PBB menyatakan sedikitnya 3 juta warga Uyghur ditahan tanpa proses hukum. 

Sebelumnya, Pengawas Hak Asasi Manusia (HRW) telah mengumumkan bahwa rezim China melakukan kampanye pelanggaran HAM secara massal dan sistematis terhadap Muslim dari suku-suku minoritas berbahasa Turki di China.

Sumber: YeniSafak